Selasa, 06 Juli 2010

Sampah Plastik di Tangan Kreatif

Kreativitas memang tidak pernah berujung. Itulah kata yang sering dilontarkan pada murid-muridnya oleh Ratna Palupi, tutor program daur ulang sampah plastik Komunitas Masyarakat Gemar Membaca (Magma). Bagi Ratna, kreativitas itu terus berkembang tanpa batas. Ia mencontohkan, bagaimana dulu sampah plastik yang dianggap tidak berguna, sekarang di tangan kreatif bisa disulap menjadi tas cantik, tempat handpone dan barang-barang bermanfaat lainnya.“Sampah plastik merupakan harta terpendam”, katanya.

Limbah sampah plastik yang sudah tak terpakai, menurut Ratna, bisa disulap menjadi berbagai bentuk kerajinan unik dan menarik, mulai dari tas, dompet, bingkai foto, taplak meja bahkan sampai bed cover. “Kalau sudah jadi barang jadi, tak ada yang mengira ini berbahan limbah,” ungkapnya.

Pembuatan produk kerajinan berbahan sampah plastik memang membutuhkan ketekunan dan kreatifitas tersendiri. Tapi dilihat dari segi bahannya yang sangat mudah didapat serta murah, kerajinan ini bisa menjadi salah satu alternatif usaha pemanfaatan limbah. Apalagi saat ini kerusakan alam akibat sampah dan polusi makin tak terbendung.

Butuh waktu ratusan tahun untuk mengurai sampah plastik. Sampah plastik yang dibiarkan di tanah akan menjadi polutan yang kalau dibakar akan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer. “Karena itu, salah satu langkah mencegahnya adalah dengan mendaur ulang sampah-sampah plastik itu” ungkap ratna.

Tidak hanya itu, kegemaran pada produk berbahan sampah plastik ini membuat Ratna tertarik bergabung dengan Komunitas Masyarakat Gemar Membaca (Magma) yang didirikan oleh Hj. Airin Rachmi Diany. Karena, menurut Ratna, Komunitas Magma tidak hanya mengajak masyarakat untuk gemar membaca saja, lebih dari itu, juga mengajak masyarakat peduli terhadap pengelolaan sampah plastik menjadi barang yang bisa dimanfaatkan.

Ratna merasa terpanggil untuk berbagi dan mengembangkan kreatifitas daur ulang sampah platik bersama masyarakat yang sering mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang didirikan Komunitas Magma. “Saya merasa terpanggil untuk menjadi tutor daur ulang sampah plastik kepada masyarakat Kota Tangsel melaui Komunitas Magma yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Saat Ibu Airin bersama Komunitas Magma merencanakan program pelatihan daur ulang sampah plastik, saya langsung ambil bagian,” tuturnya.

Oleh karena itu, Ratna berharap, Airin bersama Komunitas Magma terus melanjutkan program daur ulang sampah plastik dan program Go Green lainnnya untuk melakukan penataan Kota Tangsel yang hijau dan terbebas dari sampah.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/14/sampah-plastik-di-tangan-kreatif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar